Kamis, 10 Februari 2011

Rahasia Orang Sukses...

Jangan salah ya, ini bukan buku self-help, atau buku yang lantas menginspirasi kita untuk jadi orang sukses. Buku Outliers karya Malcolm gladwell ini simply explains bahwa untuk jadi orang sukses, bakat dan kerja keras sangat ngga cukup... harus ada kesempatan, timing, dan sets of conditions yang memang memungkinkan kita untuk sukses besar di sebuah bidang a la The Beatles atau Bill Gates.

Seperti juga di Tipping Point atau Blink, si Gladwell ini mengungkapkan sejumlah fakta dan contoh kasus yang menarik (meskipun gak jelas juga manfaatnya sih...hehehe). seperti misalnya, anak-anak yang lahir di bulan Januari-Juni lebih diuntungkan ketimbang teman-temannya yang lahir di paruh semester kedua khususnya dalam soal pendidikan dan rekruitmen atlet-atlet junior.

Gladwell juga cerita banyak tentang rahasia sukses The Beatles dan Bill Gates. Jelas mereka memang berbakat dan pekerja keras, tapi ada sejumlah fakta yang jarang diungkap, yang memungkinkan mereka untuk bisa jadi sukses.

Bill Gates, misalnya, sekolah di SMP elit yang di akhir 60an adalah satu-satunya sekolah yang mampu menyediakan komputer buat siswanya. Ketika ABG lain masih suka kelayapan gak jelas, Bill Gates menghabiskan waktunya untuk ’ngulik’ bahasa pemrograman di sekolahnya itu, di luar jam sekolah. Thus, ketika ada booming komputer di tahun 70-an, Bill udah lebih siap (karena curi start) ketimbang orang lain yang justru baru mulai belajar komputer. Seandainya si Bill itu gak sekolah di situ, belum tentu dia bisa punya skill untuk bikin macem2 program kan?

Maksudnya si Gladwell ini gak mencoba meng-undermine kehebatan orang-orang kayak Bill Gates, tapi ya itu tadi, kalo gak ada kondisi-kondisi yang mendukung, gak mungkin si Bill bisa sukses. Pun dengan The Beatles... kenapa mereka bisa hebat? Salah satunya adalah karena ketika mereka dapat kesempatan manggung di klub-klub di Hamburg, Jerman, mereka harus main sampai 8 jam setiap hari! Thus, karena bosan, The Beatles ’terpaksa’ mengulik cara-cara main musik yang baru dan bikin lagu-lagu sendiri. Jadi, seandainya The Beatles gak main di klub itu, belum tentu pula mereka bisa bikin musik sedemikian dahsyat.

Gladwell punya teori bahwa untuk bisa jadi sukses, seseorang (khususnya atlet dan musisi) setidaknya harus punya jam latihan 10 ribu jam. Berapa waktu yang dihabiskan The Beatles bertahun-tahun maen band di Hamburg dan Bill Gates di depan komputer sebelum dia bikin Microsoft? 10 ribu jam! Pasalnya, tidak semua orang bisa punya waktu, fasilitas dan kesempatan untuk bisa berlatih sebanyak itu... Bill Gates dan The Beatles adalah sedikit yang beruntung.

Contoh kasus yang cukup menarik adalah soal orang ter-jenius di dunia, Chris Langan. Dari sisi IQ, si Chris ini jauh lebih pinter daripada Einstein, dan udah terbukti bahwa dia memang mampu menyelesaikan problem-problem fisika dan matematika yang paling rumit, meskipun gak punya latar pendidikan yang layak. But how come he’s not succesful? Simply karena ibunya yang miskin dan pemabuk, lupa mengisi ulang form aplikasi beasiswa buat sang anak... thus, Chris pun gagal masuk sekolah favorit dan harus berhadapan dengan guru-guru yang payah..so, saat dewasa pun dia Cuma jadi bodyguard di diskotik. Karya-karya tulisnya gak ada yang mau muat karena, meskipun isinya bagus, Chris gak punya background yang kredibel untuk diterima di kalangan science... Beda banget dengan Oppenheimer, orang jenius yang akhirnya jadi pemimpin proyek bom atom (Project Manhattan), sejak kecil udah bermasalah dengan kelakuannya, bahkan pas kuliah sempet mau membunuh dosennya. Lantaran bapak-ibunya orang berpengaruh, dia tetep dapet kesempatan sekolah dan tentunya terus jadi orang yang berperan penting dalam sejarah. Chris Langan? Sekarang lagi menghabiskan hari tua ngurus kebon dan ternaknya...

Gladwell menekankan bahwa orang kaya dan berpengaruh memang akhirnya punya kesempatan lebih besar untuk sukses karena mereka lebih bisa menciptakan kesempatan dan lingkungan yang kondusif untuk mendukung kesuksesan itu, meskipun bukan berarti yang miskin ga punya peluang...(di bab lain, Gladwell juga cerita tentang orang tuanya sendiri yang dari keluarga miskin keturunan budak, tapi lantaran serangkaian kebetulan dan keberuntungan, akhirnya jadi sukses).

Adapula teori bahwa tahun kelahiran seseorang sangat berpengaruh terhadap peluang sukses. Ngga ada hubungannya dengan shio atau astrologi, tapi simply masalah timing saja. Misalnya saja, dalam daftar orang terkaya Amerika sepanjang sejarah (Rockefeller dkk), mayoritas ternyata lahir tahun 1830-an. Kenapa? Karena pada tahun 1860-an, Amerika lagi giat-giatnya membangun ; banyak rel kereta dibangun, demam minyak, emas, dsb dsb..thus, ketika mereka yang lahir 1830an itu dewasa, mereka dihadapkan pada banyak sekali kesempatan besar untuk sukses. Kalo anda lahir 5 tahun lebih awal? Anda gak bakal kebagian karena pembangunan itu belum mulai, begitupun kalau anda lahir terlambat 5 tahun, anda gak kebagian karena jatahnya sudah diambil yang lain...

Buku ini juga membahas rahasia sukses orang Yahudi di Amerika, khususnya para lawyer dan pengusaha tekstil. Pada awal abad 20, banyak imigran Yahudi dari Eropa Timur yang datang ke Amerika. Meskipun awalnya sengsara, mereka pada kreatif. Mayoritas mulai membuka bisnis dibidang pakaian, jahitan, dsb...karena gak banyak saingan, mereka akhirnya bisa kaya raya dan menyekolahkan anaknya jadi lawyer atau dokter. Para lawyer Yahudi inipun, setelah lulus, sering ditolak oleh firma-firma hukum besar. Alasannya macam-macam, karena faktor etnis, penampilan, keturunan, dsb-lah... thus, lawyer Yahudi ini, di tahun 50an, terpaksa menggarap klien-klien yang ketika itu dianggap ngga keren dan ngga menghasilkan, yaitu kerjaan litigasi dan corporate take over... eeehh ternyata, di tahun 70an, buanyaak banget perusahaan besar yang kena kasus hukum, dan banyak pula perusahaan besar yang mencaplok perusahaan-perusahaan kecil. Akhirnya banyak lawfirm yang ’hijrah’ ke bidang litigasi dan take-over, tapi tentunya mereka semua terlambat... para lawyer Yahudi udah terlanjur jadi ahli dibidang itu dan thus, begitulah kisah sukses orang Yahudi di Amerika.

Ada bab yang cukup menarik juga, yaitu pengaruh faktor etnis terhadap kecelakaan pesawat terbang. Ada data statistik yang menunjukan bahwa mayoritas kecelakaan pesawat, terjadi di maskapai Asia dan Amerika Selatan. Kenapa? Karena di etnis Asia dan Amriksel (halah...), masih berlaku feodalisme..atasan gak berani negor bawahan, sehingga ketika sang pilot melakukan kesalahan, kopilot dan kru lainnya, gak berani mengingatkan. Padahal, tugas ko-pilot adalah mengambilalih komando ketika pilotnya bikin kesalahan. Di Eropa dan Amerika, hal ini gak terjadi karena mereka terbukti lebih berani meng-confront atasannya... tapi orang Asia gak perlu bete, karena ada bab yang membahas bahwa orang Asia terbukti lebih jago matematika daripada etnis lainnya di dunia...

Inti dari buku ini sih, untuk jadi sukses, selain bakat dan kerja keras, seseorang harus bisa menemukan kesempatan, timing dan serangkaian kondisi yang mengarahkan mereka kepada ’window of opportunity’ yang munculnya sangat terbatas... gitulah...

Mungkin saya udah terpengaruh terlanjur nge-fans sama si Gladwell, jadi buku ini menurut saya bagus sekali. Kalaupun ada kekurangan, banyak cerita atau paparan yang terlalu ngalor ngidul Cuma untuk menjelaskan sesuatu yang sederhana. Kadang kita kayak bingung ; ”ini sebenernya mau ngomong apa sih?!”. buat saya sendiri, apa yang dibahas Gladwell sangat menarik meskipun Cuma untuk sekedar nambah wawasan. On some level, buku ini kayaknya malah ada kemiripan dengan buku ’Black Swan’.

But overall, i think Outliers is a recommended reading...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar