Senin, 30 Mei 2011

Thank you for Smoking...


Film ini akan membuka wawasan anda tentang industri rokok dan bagaimana mereka memanfaatkan media untuk mencapai tujuannya....

Thank you for smoking ini sepertinya sih film semi-semi indie, karena tidak dirilis besar-besaran. Ini film pertama sutradara Ivan Reitman (sutradaranya Juno), dan banyak bintang yang lumayan beken, ada Aaron Eckhart, Katie Holmes, sampai Robert Duvall...

Tokoh utama film ini, Nick Naylor, adalah semacam PR/publicist/lobbyist/spin doctor untuk asosiasi perusahaan rokok di Amerika sono... sesuai dengan tugasnya, dia ini sering sekali tampil di TV untuk ‘membela’ industri rokok, atau meng-arrange media untuk menyampaikan pesan-pesan bagus tentang rokok..saking jagonya ini orang, ada satu adegan talkshow yang menampilkan dirinya dengan korban kanker dan pada akhir talkshow, malah si penderita kanker itulah yang dihujat-hujat..he is that good... Tugas Nick ini pula yang membawanya berurusan dengan produser film, TV, iklan dan tentunya wartawan serta berhadapan dengan para tokoh anti rokok, khususnya para senator dan politisi...

Dalam kerjaannya ini juga, Nick sampai diculik oleh kelompok tak dikenal, dicekokin stiker nikotin sampai nyaris tewas, dan akhirnya berkenalan dengan wartawati cantik, pacaran...dan ternyata si wartawati malah menjebaknya. Gara-gara si wartawati itu pula, Nick akhirnya jadi pengangguran...tapi yang penting, film ini sendiri berakhir dengan happy ending buat Nick (dan anaknya).

Film ini dibuat berdasarkan novel dengan judul yang sama, dan mungkin ada sedikit semi dokumenter juga. Meskipun tidak semuanya benar, tapi banyak juga fakta beneran tentang industri rokok di film ini... Misalnya aja, ternyata, industri rokok itu benar-benar punya kekuatan lobi yang sangat kuat di pemerintahan. Mereka juga punya link yang kuat di industri perfilman. Ada juga adegan dia menyogok mantan model iklan Marlboro yang sekarang sudah sekarat karena kanker ada juga bagaimana usaha si Nick melakukan lobi dengan produser film Cuma supaya ada adegan merokok di film barunya.

Khusus hubungan rokok dengan film ini, menurut si Nick (saya lupa dialog persisnya), salah satu kunci keberhasilan industri rokok sejak tahun 50an adalah Product Placement di film...  sejak tahun 50an, hampir semua film itu ada adegan merokoknya. Jadilah kebiasaan ini dianggap sesuatu yang keren. Sayangnya, seiring dengan kesadaran masyarakat dan pemerintah, adegan merokok ini pelan-pelan dilarang (khususnya di TV kali ya?). Makanya, di film ini diceritakan si Nick berusaha keras melobi supaya adegan merokok itu bisa ada lagi dalam film-film...

Cukup banyak adegan dan dialog lucu (namun satir) di film ini. Termasuk saat Nick ketemu dengan koleganya sesama lobbyist dari industri senjata dan alkohol.

Salah satu adegan yang keren, adalah ketika di pengadilan Nick bilang:

“Pembeli rokok itu sudah dikasih tau sering banget tentang bahaya merokok, informasinya ada dimana-mana. Kalo mereka tetap beli rokok, ya itu risiko sendiri. Kalo rokok mau disalahin sebagai penyebab kanker, harusnya industri keju juga dituntut ke pengadilan sebagai penyebab utama kematian akibat tingginya kolesterol....”

Menurut saya sih, selain informatif, ini film juga lucu banget meskipun bergaya satir..ya harus ada pemahaman lebih dalem lah supaya bisa menghargai kelucuan film ini. Buat pengamat (dan penikmat) rokok, ada semacam insight-lah buat kita tentang bagaimana cara mereka mencekoki kita supaya doyan merokok. Buat praktisi komunikasi, ini film bagus sekali...kita bisa belajar banyak bagaimana mengkomunikasikan satu ide, bagaimana melakukan lobi, sampai memutarbalikkan fakta demi keuntungan industri yang kita wakili...


Ps: ini sebenarnya film lama, jadi maaf kalo reviewnya tidak menyeluruh dan ada unsur ‘copy-paste’, maklum, sudah cukup lama nonton film ini..i just feel that it’d be nice to share it...





Senin, 02 Mei 2011

In Need of a Hero..

Kenapa pahlawan itu penting?


Saya ga punya jawaban ilmiahnya, tapi ada satu line yang berkesan dari film Up In The Air.. kira-kira dialognya begini :

“Kamu tau kenapa anak kecil itu mengidolakan atlet?”

“Karena mereka banyak duit dan dikelilingin cewek-cewek cakep?”

“Bukan..tapi karena mereka punya keberanian untuk mengejar mimpinya...”





Jadi..kalo menurut saya, adalah penting seseorang itu punya pahlawan karena bukan hanya karena kisah dan kehebatannya bisa kita tiru sebagai teladan buat kehidupan kita sendiri, tapi yang lebih penting : Pahlawan memberi kita harapan.. betul? Kalo orang punya harapan, pasti dia akan lebih bersemangat mengerjakan segala sesuatu karena dia tau bahwa diujung semua kesusahan yang sedang dihadapi, ada sesuatu (atau seseorang) yang menjanjikan kebahagian walaupun cuman sedikit... begitulah kira-kira teorinya.

Apa syarat seorang pahlawan? Adalah orang kurang kerjaan bernama Joseph Campbell yang sudah baca ratusan kisah kepahlawanan baik fiksi, fantasi maupun kisah nyata dan juga kisah dari kitab-kitab suci, dan kemudian menyusun pola dan kesamaan diantara semua pahlawan itu dalam teori yang dia sebut monomyth..

Menurut Campbell, semua pahlawan itu punya pola perjalanan/kisah hidup yang mirip.. kurang lebihnya dibagi tiga tahapan besar : Departure, Initiation, Return... jadi, pahlawan besar biasanya  berasal dari latar belakang biasa saja, tapi karena suatu kejadian dia dipaksa meninggalkan kehidupan lamanya untuk menempuh satu cobaan atau perjalanan (Departure). Setelah melewati berbagai cobaan, disertai bantuan dari berbagai pihak, dia akan menjelma jadi seorang pahlawan (Initiation),  dan kemudian melakukan perjalanan pulang (Return) untuk menyelamatkan bangsanya.  Begitulah kira-kira...  contoh fiksinya banyak : Lord of The Rings, Star Wars, Harry Potter, bahkan juga mungkin kisah para Nabi dan Rasul...


Saya bukan ahli sejarah, apalagi sejarah Indonesia, tapi berhubung saya ini korban media Amerika, jadi ya sedikit taulah kalau orang Amerika sangat tergila-gila pada yang namanya heroisme. Aksi heroik seseorang biasanya akan digembar-gemborkan sedemikian rupa dan menjadi headline di semua media. Contohnya, adalah para astronot... mereka biasanya dielu-elukan sebagai pahlawan baik sebelum maupun sesudah menjalani misi keluar bumi.  Dan jangan lupa juga pemadam kebakaran, yang popularitasnya mencapai puncaknya ketika terjadi peristiwa WTC 9/11...

Saya pernah baca di sebuah situs (lupa address-nya) bahwa cita-cita favorit anak-anak Amerika adalah : atlet, dokter, astronot, pemadam kebakaran, guru, polisi, dan penyanyi pop... see? Perhatikan disitu ada atlet, astronot, pemadam dan polisi..semuanya pekerjaan yang ada unsur ‘heroik’-nya?

Lebih dari faktor heroisme, menurut saya nih ya... orang ‘sono’ mungkin juga menghargai yang namanya pengorbanan dan kerja keras. Semua tau bahwa untuk jadi atlet (profesional) dan astronot itu susahnya aujubilah... perlu kerja keras, latihan, pendidikan dan usaha yang panjang untuk bisa berhasil. Istilah kerennya mah, harus melewati banyak adversity....

Menurut saya juga, saking tergila-gilanya orang Amerika sama kepahlawanan, pada saat mereka mengalami krisis ‘pahlawan’ mereka pun menciptakan karakter fiksi untuk jadi lambang harapan. Saya ga tau ini ada korelasinya apa engga, tapi kalo dilihat dari polanya, superhero-superhero yang besar, selalu lahir di tengah masa suram. Contoh? Superman dan Batman lahir saat Amerika lagi pulih dari masa resesi ekonomi atau Great Depression. Khusus untuk Superman, si cangcut merah ini bahkan juga pernah diminta Pemerintah dijadikan simbol perlawanan terhadap Ku Klux Klan (KKK) di taun 60an. Ada Kapten Amerika yang populer di masa Perang Dunia 2, dimana dia sering dapat misi rahasia menggagalkan plot-plot jahatnya hitler.

Pertanyaannya, kecuali pahlawan-pahlawan yang poster lukisannya ada dibingkai di ruang kelas waktu kita SD, siapa yang sekarang pantes kita sebut pahlawan di Indonesia? Sayangnya... saya belum menemukan jawabannya..  bahkan untuk pahlawan fiksi pun kita ga bisa menciptakan sosok yang bisa diterima universal oleh  semua generasi...

Saya menaruh harapan besar kepada Tim Nasional tempo hari yang bener-bener bikin hidup jadi lebih bergairah berkat kehebatannya. Anak-anak kecil jadi punya semangat nasionalisme..sayangnya heroisme yang lagi asoy-asoynya  itu keburu dirusak sama Bapak-bapak dogol yang Cuma mikirin kepentingan diri dan partainya doang... (terkutuklah mereka itu!). Para pemadam kebakaran yang udah berkorban nyawa pun seringkali Cuma jadi bahan olok-olok dan lemparan batu lantaran sering terlambat karena macet dan susah cari hidran.. jangan tanya lagi lah para polisi dan tentara yang tiap hari bertaruh nyawa..boro-boro ada penghargaan dari kita selaku masyarakat sama pengorbanan itu kan? Kita lebih mengelu-elukan polisi culun yang joget-joget India ketimbang polisi yang kehilangan tangannya gara-gara mencoba mengamankan bom (although what he did is kinda stupid...still, u gotta respect his bravery)

Sekali lagi, sosok pahlawan itu seharusnya bukan membuat kita hanya terpaku di depan TV menonton aksinya..tapi bisa menginspirasi.. memberi harapan..apalagi buat sebuah bangsa yang sudah babak belur dihajar masalah...

Jadi...siapa kira-kira yang pantes jadi Hero? Silakan cari orang  Indonesia yang punya perjalanan hidup seperti diuraikan monomyth-nya Campbell J