Jumat, 13 Juli 2012

Tidak Perlu Sekolah....?


Sekolah itu tidak penting…… ?

Tidak perlu sekolah tinggi-tinggi…Bill Gates, Steve Jobbs dan Mark Zuckerberg yang dropout saja bisa jadi orang maha kaya…
Buat mereka yang masih menjadikan tiga orang itu sebagai patokan dan alasan untuk tidak bersekolah, saya tantang untuk tidak menyekolahkan anaknya sama sekali.



Baru-baru ini saya baca artikel tentang kekhawatiran di Amerika Serikat, dimana banyak mahasiswa yang memilih berhenti belajar demi berbisnis dan jadi kaya seperti Bill Gates. Alasannya? Ya percuma sekolah, yang drop out saja bisa jadi milyuner…

Saya pribadi sangat menyayangkan mereka yang berpikiran seperti ini. Memangnya kenapa kalo bersekolah? Percuma? Banyak yang bilang begitu…percuma dilanjutkan sekolah, tokh saat lulus nanti ilmunya tidak terpakai dan paling-paling Cuma jadi karyawan. Lebih baik jadi orang yang ‘street smart’, pintar dalam kehidupan yang sesungguhnya daripada Cuma pintar sebagai pelajar, jago bikin tugas dan paper tapi tidak bisa berbisnis atau jadi manajer yang baik.

Well…tidak semua orang diberkahi bakat dan keberuntungan seperti Bill Gates kan?

Sekolah, menurut saya, memang tidak bakal membuat anda jadi kaya raya, tapi juga tidak bakal membuat anda jadi orang sengsara. Untuk bisa sukses besar, tetap dibutuhkan banyak faktor; bakat, kerja keras, koneksi, jaringan dan sedikit keberuntungan. Banyak orang yang antipati terhadap sekolah karena dianggap mengungkung kreativitas, menyuburkan feodalisme, dan sebagainya lah.

Untuk soal sekolah ini, saya tetap berpegangan pada salah satu buku favorit saya ; The Outliers, karyanya Malcolm Gladwell. Menurut si Malcolm, untuk seseorang bisa mencapai sukses luar biasa, dia harus bisa menempatkan dirinya, baik sengaja maupun tidak, dalam serangkaian kondisi yang mendukung ia bisa berhasil. Salah satu contoh yang diambil dalam buku itu memang Bill Gates. Okelah ia tidak lulus kuliah, tapi sepanjang hidupnya ia selalu berada dalam situasi yang menguntungkan. Salah satunya saat ia SMP atau SMA, sekolahnya adalah satu dari sedikit sekolah yang mempunyai perangkat komputer yang lengkap dan canggih. Gates remaja sering mencuri waktu untuk begadang di laboratorium sekolah, belajar tentang coding, programming dan lain sebagainya. Saat teman-teman lain pacaran atau keluyuran, Gates lebih suka mendalami komputer yang ketika itu mungkin masih dianggap sesuatu yang terlalu nerdy, aneh dan tidak menarik. Hasilnya? Gates punya ilmu komputer yang beberapa langkah lebih maju dibanding teman-temannya. Kisah ini, tampaknya sering dilupakan saat orang menjadikan Gates sebagai panutan. Yang diingatnya Cuma satu : Gates, tidak menyelesaikan kuliah dan karenanya jadi kaya…

Orang seperti Gates itu, menurut saya adalah anomali, atau bahkan mitos. Sama halnya dengan Lionel Messi yang bertubuh kuntet tapi jago luar biasa atau Stevie Wonder yang buta tapi jago main piano… meskipun kita tidak suka, ya mau tidak mau harus diakui bahwa kita masih tinggal di dunia yang memiliki standar-standar baku untuk profesi ataupun kedudukan tertentu : Direktur harus lulusan perguruan tinggi, pemain basket harus tinggi, pemain bola harus kuat, dan pemain piano alangkah idealnya bila tidak buta…

Sekolah, sekali lagi, memang tidak menjamin kesuksesan atau kekayaan. Ia hanyalah sebuah cara, sebuah metode dari ribuan pilihan agar orang bisa mencapai cita-citanya. Perumpamaannya begini ; saat anda lapar datanglah ke dapur. Di dapur, sudah tersedia segala macam bahan baku untuk ‘mengobati’ lapar. Tinggal pilihan anda mau melakukan apa. Masak mie instan? Telor ceplok? Atau bikin Beef Wellington ala Gordon Ramsay yang maha enak itu? Semuanya bisa mengganjal perut. Kemauan dan kepintaran anda mengolah bahan di dapur yang akan menentukan kualitas ‘obat lapar’ anda.

Apakah Cuma dapur tempat menghilangkan lapar? Jelas tidak… kalau punya uang, anda bisa pergi ke rumah makan Padang. Kalau punya nenek yang pintar masak, anda tinggal pergi ke rumah nenek. Kalau anda nekad, anda bisa memalak jajanan milik anak-anak SD di dekat rumah… semuanya, sama-sama bisa menghilangkan lapar anda. Semuanya sama saja, tapi tetap…saat anda berada di rumah, dapur adalah pilihan paling mudah untuk mencari pengganjal perut.  

Kalau sekolah formal memang bukan pilihan tetap saja anda harus ‘bersekolah’ tokh? Baca buku dan belajar dari orang tua, saudara, atau berusaha mengenal orang-orang yang bisa mengajari dan membantu anda mencapai tujuan, apakah itu untuk berbisnis ataupun mendalami profesi tertentu.

Saat anda bersekolah, apapun tingkatannya, anda tidak Cuma mempelajari ilmu yang jadi major anda. Anda belajar struktur, anda belajar birokrasi, anda belajar menghadapi dosen-dosen nyentrik, anda belajar menuntaskan sebuah project. Yang lebih penting, anda belajar berkawan, menjalin networking dengan teman, dosen, dan mengenal serta mengambil suri tauladan dari orang-orang hebat yang anda temui selama di kampus. Syukur-syukur juga menemukan calon istri di kampus..hehehe… Kalau itu semua masih anda anggap tidak bermanfaat dalam kehidupan nyata, minimal sekolah atau kuliah, dijamin pasti akan membuka wawasan dan pola berpikir anda.

Bahkan, sekarang ini mungkin sekolah adalah cara termudah, termurah dan paling masuk akan untuk anda bisa keliling dunia. Anda bisa tinggal di luar negeri berkat beasiswa, menjelajahi daerah antah berantah karena dapat dana riset, jadi selebriti karena sering diundang sebagai narasumber ahli dalam talkshow TV dan jadi kaya berkat menerbitkan buku.

Lalu, apa semua sekolah sama saja? Kalau iya, kenapa banyak orang tua rela jumpalitan demi memasukkan anaknya ke sekolah yang ‘katanya’ favorit? Alasannya masih kurang lebih sama…dengan belajar di sekolah terbaik akan meningkatkan peluang anda atau anak anda untuk berada dalam kondisi yang ‘favourable’ seperti saya sebutkan tadi. Sekolah bagus pasti mempunyai fasilitas bagus. Anda akan berada di tengah orang-orang pintar dengan pola berpikir yang luas dan jiwa kompetitif yang akan mendorong anda untuk menjadi orang yang lebih baik. Memangnya Zuckerberg akan bisa sukses kalau tidak pernah mendapat ilham dari teman dan dosen-dosennya di Harvard?!

Sayangnya, tidak semua orang punya akses ke pendidikan yang baik ini..tapi, lagi-lagi sekali lagi…sekolah kan memang bukan satu-satunya cara menuju sukses J

Ada satu ungkapan yang bilang begini :
“Guru yang baik itu tidak sekedar menunjukkan jalan kepada tujuan anda, tapi ia memperlihatkan pilihan-pilihan jalan yang bisa anda tempuh untuk mencapai tujuan anda”

Tentunya setiap orang punya hak berpendapat. Adalah pilihan anda bila tidak mau bersekolah tinggi-tinggi karena ingin seperti Mark Zuckerberg. Tapi ingat, dari setiap satu orang Steve Jobs ada jutaan orang lain yang Steve Jobless..alias pengangguran dan tidak bisa mendapat penghidupan yang layak Cuma karena tidak punya latar belakang pendidikan yang memadai. Tiga orang yang saya sebut namanya dari tadi, jadi terkenal dan jadi sumber cerita yang tidak ada habisnya ya… karena mereka memang manusia istimewa : tidak lulus kuliah, tapi bisa sukses… orang sering lupa menyebutkan ribuan CEO atau milyuner yang bisa mencapai posisi mereka berkat pendidikan mereka yang tinggi. Tidak usah jauh-jauhlah, lihat saja BJ Habibie yang gelarnya bejibun dan sekolahnya banyak banget. Kenapa bukan beliau yang anda jadikan panutan buat anak-anak anda?

Lagipula….tidak mungkin Microsoft bisa sehebat sekarang bila Gates tidak dibantu oleh orang-orang pintar yang dibekali berbagai teori bisnis yang didapatnya juga ya.. dari sekolah.  

Saya sendiri berasal dari keluarga yang menunjung tinggi pentingnya pendidikan. Kami mungkin bukan dan tidak akan pernah jadi orang kaya raya seperti Mark Zuckerberg. Tapi paling tidak, saya dan keluarga pun insyaallah masih bisa hidup berkecukupan berbekal ilmu yang didapat dari sekolah. Pendidikan saya, membawa saya menemui sahabat-sahabat yang luar biasa, memaksa saya membaca buku-buku yang mempesona dan mengenali banyaknya hal menakjubkan di dunia. Saya harap, semua anak di Indonesia bisa mengalami semua keajaiban dari pendidikan itu….

Jadi.. masih berpikir tidak perlu sekolah?



 note: gambar diambil dari ffffound.com, tanpa ijin....

4 komentar:

  1. setuju pak master...apalagi di negeri seperti indonesia..pendidikan baru setaraf ngejer gengsi..coba aja liat, pendidikan tinggi prilaku gak sebanding..pendidikan adl keluhuran dan kerendahan hati bukan untuk cari duit

    BalasHapus
  2. sementara sistemnya memang masih mengharuskan kita untuk punya titel... jadi..ya... peluang terbesar menjadi sukses memang dengan 'masuk' ke dalam sistem

    BalasHapus
  3. jadi, siap untuk mengambil jenjang Doctoral nih? :D

    BalasHapus
  4. pendidikan formal tidak menjanjikan orang menggapai cita-citanya, jadi jangan cuma mengandalkan pendidikan formal. Banyak faktor-faktor kesuksesan yang harus dipelajari di luar pendidikan formal.

    BalasHapus