Sabtu, 22 November 2014

The Alchemy Of Air : kisah dua jenius yang berani berpikir besar...

Semuanya bermula dari ramalan Sir William Crookes di tahun 1898 tentang kiamat. Ratusan juta manusia tidak akan dapat bertahan hidup karena kekurangan pangan. Ketika itu, teknologi pertanian bisa dibilang telah mencapai puncaknya, sedangkan pasokan pupuk dari Amerika Selatan terus menipis. Bila komunitas ilmuwan tidak melakukan sesuatu, tamatlah riwayat manusia karena kelaparan.

Pernyataan Crookes itu memicu para ilmuwan berlomba mencari solusi untuk meningkatkan produksi pangan yang, menurut Crookes, jawabannya terletak pada menemukan cara menghasilkan nitrogen terfiksasi. Nitrogen ada dimana-mana, dan dibutuhkan semua makhluk hidup. Tapi ia harus berada dalam keadaan terfiksasi agar bisa dimanfaatkan oleh manusia maupun tanaman.

Setelah melalui berbagai metode, intrik, konflik, dan ribuan kegagalan, tersebutlah Fritz Haber, seorang ahli kimia jenius Yahudi-Jerman yang berhasil menemukan cara membuat nitrogen terfiksasi dalam wujud amoniak sintesis. Haber,yang  di kemudian hari meraih hadiah Nobel atas perannya menciptakan amoniak sintesis, bekerja sama dengan insinyur brilian, Carl Bosch, untuk memproduksi amoniak tersebut dalam skala industri. Penemuan mereka, yang kemudian disebut proses Haber-Bosch, berhasil mematahkan ramalan Crookes, menyelamatkan miliaran nyawa sekaligus membunuh jutaan manusia.

Buku The Alchemy of Air ini sebenarnya adalah adalah buku ilmiah-sejarah, namun diceritakan dengan gaya naratif yang sangat mengalir, dengan bahasa ringan, sehingga terasa seperti membaca sebuah novel. Untuk memberi gambaran tentang betapa besarnya peran nitrogen – dalam bentuk pupuk – bagi kehidupan manusia di dunia, penulis memulai dengan menceritakan sejarah Perang Guano di Peru. Bagaimana pecahnya perang di Amerika Selatan karena memperebutkan Kepulauan Chincha, sebuah kepulauan dengan cadangan guano terbesar di dunia(kotoran burung) yang pada tahun 1870an dikenal sebagai pupuk nomor wahid di dunia. Negara-negara di Eropa dan Amerika Serikat bergantung sepenuhnya pada pasokan guano dari Peru untuk memupuk ladang-ladang mereka.

Menipisnya persediaan guano, membuat para pengusaha dan ilmuwan mencari sumber pupuk terbaik lainnya. Sumber nitrat yang sangat besar ditemukan di Gurun Atacama, Peru. Gurun inipun menjadi sumber emas baru, sekaligus sumber konflik yang akhirnya memicu terjadinya perang antara Peru dan Chili.
Sementara itu, di Jerman, negara dengan sumber daya alam sangat terbatas dan sangat bergantung pada pasokan guano maupun nitrat dari Amerika Selatan untuk pertanian dan militernya, para ilmuwan bertanding menjawab tantangan Crookes. Fritz Haber, yang kemudian berkolaborasi dengan Bosch, sukses menemukan cara paling efektif membuat amoniak sintesis, salah satu bentuk nitrogen terfiksasi yang kemudian bisa diolah menjadi pupuk.

Keberhasilan ini membawa mereka berdua pada kekayaan dan kemashuran. Haber, yang pada dasarnya memang akademisi, memperoleh tempat terhormat di dunia pendidikan Jerman, di kalangan birokrat, selain juga gaji yang sangat besar dari BASF, perusahaan yang mendanai riset-riset dan mempatenkan penemuan-penemuannya. Sedangkan Bosch, yang sangat menggemari metalurgi dan ilmu rekayasa, mendapat kepercayaan besar dari BASF membangun pabrik amoniak di Oppau, pabrik dengan ukuran raksasa, dengan alat-alat yang belum pernah ada sebelumnya, dengan oven-oven bertemperatur super panas dan bertekanan sangat tinggi. Banyak orang meragukan keberhasilan Bosch membangun sebuah pabrik untuk memproduksi amoniak dalam skala besar. Namun, dengan kegigihan, kemampuan memecahkan masalah dan cara berpikir kreatif yang luar biasa, Bosch bisa menyulap mesin karya Haber yang tadinya hanya sebesar meja menjadi sebuah pabrik sebesar kota.

Kiprah Haber dan Bosch selanjutnya berjalan ke arah yang berbeda. Haber lebih fokus pada upayanya meraih pengakuan dari bangsa dan negaranya, karena sebagai Yahudi, ia kerap dipandang sebagai warga kelas dua sekalipun karya dan jasanya sangat besar. Bosch, fokus pada ekspansi pabrik-pabriknya, menciptakan formula-formula baru untuk memaksimalkan keuntungan pabrik-pabriknya. Pecahnya Perang Dunia I menjadi titik balik bagi kedua tokoh ini. Haber, demi menarik simpati Kekaisaran Jerman, mempelopori penggunaan senjata kimia pertama. Sebuah temuan yang mungkin kelak disesalinya karena sejarah lebih mengingatnya sebagai seorang monster ketimbang pahlawan.  Sedangkan Bosch, di kemudian hari menderita depresi akut yang salah satunya dipicu oleh meledaknya pabrik kebanggaannya di Oppau. Kedua tokoh besar ini, sayangnya, akhirnya meninggal dalam kondisi menyedihkan. Jauh dari kemashuran dan penghormatan yang seharusnya mereka terima.

Yang sangat menarik dari buku ini adalah bagaimana proses penemuan Haber dan Bosch diceritakan dengan detail. Bahwa ternyata ilmu kimia adalah ilmu dengan kemungkinan yang tak terbatas. Begitu banyak inovasi dan produk-produk baru yang bisa dihasilkan dari bidang satu ini. Keduanya mengajarkan kita untuk tidak pernah puas, selalu mengeksplorasi kemungkinan-kemungkinan baru, baik dalam bisnis maupun ilmu. Bosch, misalnya, memiliki kemampuan sangat baik mengevaluasi kesalahan dan menemukan cara-cara baru yang lebih efektif dalam sebuah proses produksi. Ia juga pandai membaca pasar lalu menggelontorkan produk untuk memenuhi pasar tersebut. Salah satu inovasinya yang membuatnya dihadiahi penghargaan Nobel adalah penyempurnaan pembuatan bensin sintesis yang ia buat dari batubara.

Buku ini juga menceritakan kehidupan pribadi Haber dan Bosch dan bagaimana mereka mencapai puncak karir sekaligus keruntuhannya.

Kedua tokoh ini mungkin tidak terlalu dikenal dalam sejarah. Dibandingkan dengan Albert Einstein atau Thomas Alva Edison, misalnya. Padahal, penemuan mereka mungkin bisa dibilang adalah penemuan terpenting dalam sejarah manusia. Berkat Haber-Bosch, miliaran manusia bisa terpenuhi kebutuhan pangannya, walaupun karena mereka pula jutaan manusia terbunuh akibat bahan peledak yang dikembangkan dari penemuan mereka.
Bagaimanapun juga, buku ini memang sangat layak baca. Sangat inspiratif, terutama bagi mereka yang bergerak dibidang industri kimia.  (jay)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar